Dalam Islam banyak cerita tentang Anjing. Diceritakan di dalam surat Al Kahfi, seekor Anjing telah dijamin oleh ALLAH untuk masuk Surga, karena setia menjaga tuan mereka. Nabi Muhammad SAW menceritakan kepada para sahabat kisah seorang pelacur yang akan menjadi penghuni Surga hanya karena pernah memberikan minum seekor Anjing yang hampir mati. Namun, kebanyakan orang Islam selalu menghindari Anjing karena dianggap sebagai binatang najis, meskipun yang dimaksud najis hanyalah air liurnya. Nabi sendiri, bahkan pernah memberikan minum seekor Anjing dengan alas kakinya (sepatu).
Sesuatu Yang Bisa Kita Pelajari Dari Kehidupan Anjing
Pertama,
Anjing adalah hewan yang seringkali merasakan lapar. Hal ini mengingatkan kita pada keadaan orang-orang yang shaleh. Orang-orang shaleh adalah mereka yang senantiasa rohaninya merasakan lapar akan ”harapan dan rindu untuk diri dan dicintai oleh ALLAH SWT. Bagi orang-orang shaleh, setiap perintah ALLAH SWT adalah pengenyang lapar rohaninya, dan setiap detik usia adalah waktu untuk bersantap.
Kedua,
pada umumnya Anjing tidak memiliki tempat tinggal yang mewah di dunia. Anjing tidak pernah meminta diberikan tempat tinggal yang mewah kepada tuannya. Di manapun ia ditempatkan, ia akan dengan senang hati menerimanya. Sama seperti halnya orang yang berpasrah diri (Tawakkal) kepada ALLAH SWT. Insan yang bertawakal adalah mereka yang menyerahkan segala urusan hidupnya kepada ALLAH SWT. Karenanya, di manapun, bagaimanapun, dan seperti apapun keadaan dirinya, ia tidak pernah berkeluh kesah karena kuatnya keyakinan bahwa ALLAH SWT akan memberikan apa yang dibutuhkan olehnya, bukan apa yang diinginkan.
Ketiga,
Anjing adalah hewan yang biasanya hanya tidur sebentar, seperti orang yang punya kecintaan besar pada ALLAH (Muhibbin). Seorang pecinta TUHAN, lebih banyak menggunakan waktunya untuk mendekatkan diri kepada-NYA, daripada “membuangnya” dibanding dengan tidur yang berlebihan. Bahkan ketika tidur pun, rohaninya tetap terjaga untuk mengingat ALLAH.
Keempat,
Anjing tidak memiliki harta, sebagaimana keadaan orang-orang Zuhud atau merasa cukup dengan apa yang diberikan ALLAH SWT kepadanya.
Kelima,
Anjing tidak akan meninggalkan tuannya sendirian, biarpun tuannya sendiri tidak menghiraukannya, seperti sifat orang-orang yang selalu ingin dekat pada ALLAH (Muridin).
Keenam,
Anjing rela ditempatkan di mana saja, seperti sifatnya orang-orang tawadhu’.
Ketujuh,
Anjing rela untuk pergi dari tempat di mana ia diusir ke tempat lainnya, seperti sifatnya orang-orang yang Ridha kepada kehendak ALLAH.
Kedelapan,
jika seekor Anjing dipukul lalu diberi sesuatu. Ia akan kembali dan mengambilnya tanpa merasa dendam, seperti sifat orang-orang yang Khusyu’.
:)xx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
free to comment but have to use good words. fellas!